Empat faktor yang patut dipertimbangkan ketika hendak berinvestasi di sektor properti adalah cash flow, lokasi, kualitas properti, dan komitmen pengembang. Saat sektor properti sedang booming seperti ini menjadi saat yang tepat untuk berinvestasi. Namun, dibutuhkan kejelian dan ketelitian sebelum memutuskan untuk menanamkan investasi di unit properti. Jika tidak, bukan keuntungan yang akan didapatkan tapi kerugian yang dipetik. Menurut pengamat ekonomi, Roy Sembel PhD, tidak semua investasi di bidang properti bisa menguntungkan. Itu sangat tergantung dari empat faktor. Pertama adalah tersedia cash flow, atau tidak. "Karena investasi di bidang properti akan ditanamkan untuk jangka beberapa tahun, maka kalau ada cash flow akan sangat membantu," katanya kepada Republika. Faktor kedua adalah lokasi. Semakin bagus, atau strategis lokasi apartemen, potensi apartemen tersebut untuk menghasilkan keuntungan semakin besar. Meskipun belum tersedia cash flow, kalau lokasinya strategis, maka dalam jangka menengah atau panjang, nilainya akan semakin bertambah. Menurut Roy, lokasi tidak bisa disamaratakan di satu tempat. Misalnya, Jakarta maupun Bali merupakan lokasi yang sangat besar. Pertanyaannya adalah Jakarta yang mana, atau Bali yang mana? Tidak semua lokasi di Jakarta itu bagus. Demikian pula tidak semua tempat di Bali itu jelek. "Kalau di Jakarta lokasinya nun jauh di sana dengan akses yang sulit, maka tidak terlalu menguntungkan. Di Bali juga Bali yang mana dulu. Perlu dicocokkan antara karakteristik unit properti dengan lokasinya. Kalau karekteristik propertinya elit, maka harus dibangun di lokasi yang elit pula," papar Roy. Faktor ketiga adalah kualitas propertinya itu sendiri. Semakin bagus kualitasnya, potensi untuk memberikan hasil yang bagus menjadi semakin besar, dan demikian pula sebaliknya. Direktur Program Magister Manajemen Universitas Bina Nusantara Jakarta ini menuturkan, faktor terakhir yang harus diperhatikan sebelum memutuskan berinvestasi di sektor properti adalah komitmen dari pihak yang terlibat dalam suatu proyek properti (pengembang). Jika orang-orang yang tergabung pada perusahaan pengembang tersebut cukup terkenal, dan memiliki reputasi dan kredibilitas yang bagus, peluang untuk mendatangkan keuntungan akan semakin besar. "Jadi, patokan empat faktor ini berlaku untuk semua unit properti, baik apartemen, perumahan, maupun yang lain. Selama faktor-faktor itu terpenuhi, peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi di sektor properti menjadi semakin besar," jelasnya. Roy melihat, secara umum pertumbuhan sektor properti di Indonesia saat ini masih bisa terus berkembang di masa depan. Salah satu indikatornya adalah tingkat suku bunga yang kini hanya 8,06 persen. Sebelum terjadi krisis ekonomi beberapa tahun lalu tingkat suku bunga mencapai 10 persen. "Artinya suku bunga saat ini bisa menjadi bantalan yang cukup untuk mencapai pertumbuhan properti yang lebih baik dibandingkan saat sebelum krisis. Apalagi dengan pembangunan infrastuktur yang memadai," terangnya.
Roy Sembel PhD
Pengamat ekonomi
Sektor properti, kata Roy, memang berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi. Jika ekonomi bagus, bisa dipastikan sektor properti juga akan bagus. Sebaliknya jika ekonomi lemah, maka propertilah yang pertama kali akan lemah. "Properti memang sangat sensitif dengan ekonomi. Bisa dikatakan sektor properti adalah tulang punggung ekonomi," tuturnya.
(tar )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment
Jika Anda memerlukan informasi lebih detail, silahkan tinggalkan pesan, email anda dan nomor telpon yang bisa dihubungi. Team kami akan meresponse/menghubungi Anda secepatnya